Oleh: Abdy Busthan
Setidaknya terdapat lima karakteristik dasar dari model pembelajaran yang baik, sebagaimana dijelaskan oleh Rangke L Tobing, dkk (1990), yaitu sebagai berikut:
Daftar Pustaka:
Busthan Abdy (2017). Perencanaan Pembelajaran (Hal. 101-103). Kupang: Desna Life Ministry
- Prosedur Ilmiah. Suatu model pembelajaran harus memiliki sebuah prosedur yang sistematis untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau memiliki sintaks, yaitu urutan langkah-langkah pembelajaran secara sistemik, yang nantinya dapat dijadikan pedoman untuk dilakukannya pembelajaran oleh guru dan siswa.
- Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan. Sebuah model dalam pembelajaran, setidaknya dapat merincikan hasil-hasil belajar secara rinci tentang perkembangan perilaku peserta didik.
- Spesifikasi lingkungan belajar. Model pembelajaran juga dapat mengambarkan secara terstruktur atau dapat menyebutkan secara tegas tentang kondisi lingkungan dimana tanggapan peserta didik diobservasi.
- Kriteria penampilan. Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria penerimaaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.
- Cara-cara pelaksanaannya. Semua model pembelajaran harus mampu menyebutkan mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya dengan lingkungan.
Aspek Karakteristik
Bruce dan Weil (1980, 1992:135-136) mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut ini:
Sintaks. Bahwa, suatu model pembelajaran harus memiliki sintaks atau urutan serta tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan “fase”, yaitu yang menggambarkan bagaimana model tersebut dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran.
Sistem sosial. Di sini sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama antara guru dan peserta didik dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik, dan hubungannya satu sama lain dengan jenis-jenis aturan yang harus diterapkan. Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran lainnya. Dalam beberapa model pembelajaran, guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang terstruktur tinggi). Namun dalam model pembelajaran yang terstruktur sedang, peran guru dan peserta didik seimbang. Jadi, setiap model memberikan peran yang berbeda pada guru dan peserta didik.
Prinsip reaksi. Di sini prinsip reaksi menunjukkan kepada seorang guru, tentang bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik. Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap netral. Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
Dampak pembelajaran langsung dan iringan. Dalam hal ini, dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak iringan adalah, hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh pebelajar.
Bruce dan Weil (1980, 1992:135-136) mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut ini:
Sintaks. Bahwa, suatu model pembelajaran harus memiliki sintaks atau urutan serta tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan “fase”, yaitu yang menggambarkan bagaimana model tersebut dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran.
Sistem sosial. Di sini sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama antara guru dan peserta didik dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik, dan hubungannya satu sama lain dengan jenis-jenis aturan yang harus diterapkan. Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran lainnya. Dalam beberapa model pembelajaran, guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang terstruktur tinggi). Namun dalam model pembelajaran yang terstruktur sedang, peran guru dan peserta didik seimbang. Jadi, setiap model memberikan peran yang berbeda pada guru dan peserta didik.
Prinsip reaksi. Di sini prinsip reaksi menunjukkan kepada seorang guru, tentang bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik. Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap netral. Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
Dampak pembelajaran langsung dan iringan. Dalam hal ini, dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan. Sedangkan dampak iringan adalah, hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh pebelajar.
Semoga bermanfaat
Busthan Abdy (2017). Perencanaan Pembelajaran (Hal. 101-103). Kupang: Desna Life Ministry
Post a Comment