Jika kita pernah membaca ke-empat Injil dalam Perjanjian Baru, tentu sosok ini tidak asing lagi bagi kita. Sebab orang ini memang sangat fenomenal dalam dunia Perjanjian Baru. Ya, dia adalah Simon Petrus.
Simon Petrus adalah seorang nelayan yang sehari-hariannya mencari ikan di laut Galilea. Dia adalah saudara Andreas yang berasal dari keluarga nelayan di daerah Kapernaum (Markus 1:21, 29), dan diketahui bahwa Simon Petrus memiliki seorang istri (Lukas 4:38 ; I Korintus 9:5).
Simon dinamakan sebagai Petrus atau "batu karang", yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus.
Petrus dan saudaranya Andreas, adalah rasul paling pertama yang dipanggil oleh Sang Guru. Dan ketika menjadi Murid Kristus, Petrus merupakan kepala atau pemimpin dari kedua belas rasul.
Secara eksplisit, kitab Matius 10:2 menuliskan, ..“Inilah nama kedua belas rasul itu: pertama Simon, yang disebut Petrus”. Kata “pertama” dalam bahasa Yunani adalah “protos” yaitu kata yang mengacu pada yang pertama pada daftar yang berbicara tentang “kepala” dan “pemimpin” kelompok.
Dan memang, nama Petrus paling sering disebutkan dalam Injil dibandingkan Rasul-rasul lain. Tidak seorang pun dari kedua belas murid Yesus yang berbicara sesering Petrus, dan tidak seorang murid pun yang dibicarakan Yesus sesering Petrus (Busthan Abdy, 2018:95-96).
Petrus juga adalah murid yang paling banyak di tegur oleh Yesus, dan sebaliknya ia pun sering menegur Yesus (Matius 16:2).
Bahkan tak dapat dipungkiri bahwa Petrus adalah murid yg paling menonjol karena banyak memiliki kelebihan-kelebihan dalam pelayanan.
Singkat kata, tidak seorang pun yang pernah mengakui ketuhanan Yesus dengan tegas dan gagah berani selain Petrus. Namun tidak seorang pun juga yang pernah menyangkal Yesus dengan tegas dan gagah berani selain Petrus!
Petrus juga sangat fenomenal dengan peristiwa penyangkalan terhadap Sang Guru yang dilakukannya sebanyak 3 kali sebelum ayam berkokok.
Ya, penyangkalan Simon Petrus adalah cermin penolakan terhadap Kristus yang sangat sempurna. Betapa tidak, Petrus adalah murid Yesus yang paling menonjol diantara murid lainnya.
Bayangkan, bahwa dengan karakter batu karang yang teguh, Petrus ternyata bisa melakukan “penyangkalan” terhadap Anak Manusia sebanyak 3 kali!
Ini adalah tragedi yang bisa menggambarkan bahwa sehebat apapun karakter seorang hamba Tuhan dalam pelayanannya, jika nantinya ia tidak rendah diri dan waspada dari kesombongan rohani yang melebihi batas, maka ia sendiri akan jatuh ke dalam kesombonganya sendiri.
Mari kita berefleksi
Wassalam. Hormat di bri
Oleh. Abdy Busthan
Petrus dan saudaranya Andreas, adalah rasul paling pertama yang dipanggil oleh Sang Guru. Dan ketika menjadi Murid Kristus, Petrus merupakan kepala atau pemimpin dari kedua belas rasul.
Secara eksplisit, kitab Matius 10:2 menuliskan, ..“Inilah nama kedua belas rasul itu: pertama Simon, yang disebut Petrus”. Kata “pertama” dalam bahasa Yunani adalah “protos” yaitu kata yang mengacu pada yang pertama pada daftar yang berbicara tentang “kepala” dan “pemimpin” kelompok.
Dan memang, nama Petrus paling sering disebutkan dalam Injil dibandingkan Rasul-rasul lain. Tidak seorang pun dari kedua belas murid Yesus yang berbicara sesering Petrus, dan tidak seorang murid pun yang dibicarakan Yesus sesering Petrus (Busthan Abdy, 2018:95-96).
Petrus juga adalah murid yang paling banyak di tegur oleh Yesus, dan sebaliknya ia pun sering menegur Yesus (Matius 16:2).
Bahkan tak dapat dipungkiri bahwa Petrus adalah murid yg paling menonjol karena banyak memiliki kelebihan-kelebihan dalam pelayanan.
Singkat kata, tidak seorang pun yang pernah mengakui ketuhanan Yesus dengan tegas dan gagah berani selain Petrus. Namun tidak seorang pun juga yang pernah menyangkal Yesus dengan tegas dan gagah berani selain Petrus!
Petrus juga sangat fenomenal dengan peristiwa penyangkalan terhadap Sang Guru yang dilakukannya sebanyak 3 kali sebelum ayam berkokok.
Ya, penyangkalan Simon Petrus adalah cermin penolakan terhadap Kristus yang sangat sempurna. Betapa tidak, Petrus adalah murid Yesus yang paling menonjol diantara murid lainnya.
Bayangkan, bahwa dengan karakter batu karang yang teguh, Petrus ternyata bisa melakukan “penyangkalan” terhadap Anak Manusia sebanyak 3 kali!
Ini adalah tragedi yang bisa menggambarkan bahwa sehebat apapun karakter seorang hamba Tuhan dalam pelayanannya, jika nantinya ia tidak rendah diri dan waspada dari kesombongan rohani yang melebihi batas, maka ia sendiri akan jatuh ke dalam kesombonganya sendiri.
Mari kita berefleksi
Wassalam. Hormat di bri
Oleh. Abdy Busthan
Post a Comment